Rabu, 11 Juni 2014

2014

Setiap orang tentunya memiliki waktu-waktu yang mereka anggap spesial karena pada waktu tersebut terjadi peristiwa yang berharga bagi mereka. Secara pribadi, aku ingin berbagi sedikit cerita tentang waktu spesial. Kenapa diberi judul 2014? Jawabannya sudah jelas karena 2014 terasa begitu spesial bagiku. Pada tahun ini aku nyaris saja selalu mendapatkan apa yang aku impikan dan usahakan. Aku tuliskan impian-impianku tersebut dalam sebuah buku kecil. Diantaranya: 1. Lulus Teknik Lingkungan ITS 2. Lulus UPN 3. Lulus UN dengan rata-rata tidak kurang dari 8,5 4. Terus Menjaga hubungan di antara "kami" 5. Semester 6 rata-rata raport 90 Setelah waktu berlalu, aku terus menjaga hubungan baikku dengannya. Bahkan sampai sekarang. Ketika diadakan pendaftaran UPN, meskipun sempat tersendat dan pesimis, aku diterima namun tidak aku langjutkan. Waktu terus bergulir dan musim-pun terus berganti sehingga tibalah waktu UN. Aku mulai pesimis melihat soal yang begitu sulit bagiku namun aku terus berusaha. Pengisian SNMPTN telah aku lakukan dengan pilihan pertama Teknik Lingkungan ITS. Hasilnya alhamdulillah.. Aku mendapat nilai rata-rata UN 8,8. Kemudian tanggal 27 Mei 2014, aku diterima di ITS jurusan teknik lingkungan. Tak lupa aku sujud syukur kepada Allah SWT. Dan ketika aku mengambil raport semester 6, kemudian aku jumlahkan dan rata-ratakan ternyata target 90 terlewati. Terima kasih ya Allah :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bangsaku

Ketika berbicara soal bangsa Indonesia, mungkin yang akan terbayang oleh para penduduknya adalah "Negeriku amat kaya. Sumber daya alamnya melimpah ruah, bahkan ketika aku melempar tongkat, kayu, dan batu, maka akan berubah menjadi tanaman..." Dalam salah satu lagu disebutkan bahwa "Indonesia negeriku, orangnya ramah-ramah..." Hal itu cukup menjadi bukti bahwa Indonesia itu luar biasa.
Namun sedikit kritis dan tidak bermaksud menggurui, penulis memandang Indonesia masih jauh dari kata luar biasa. Bukannya tanpa alasan, bisa kita lihat bersama bahkan saat ini negara kita mengimpor bahan makanan dari luar. Beras, yang katanya Indonesia termasuk negara agraris yang penghasilan terbesarnya adalah beras, lalu kenapa masih membelinya dari negara lain?
Harus diakui bahwa rakyat Indonesia memang patuh kepada pemimpin. Tidak ada lagi kita temui zaman seperti orde baru dahulu bagaimana rakyat ingin memberhentikan pemimpinnya secara paksa. Rakyat saat ini juga sudah menganggap pemimpin mereka sebagai panutan. Tapi, bisa kita lihat bersama saat ini di negara kita, para wakil rakyat adu jotos tanpa merasa malu ketika rapat. Bahkan terkadang sampai menyangkut masalah pribadi. Dimanakah letak "keramahan dan keteladanan" mereka?
Juga kita bisa lihat saat ini di berbagai media masa yang ada di Indonesia, baik itu cetak atau elekronik, masalah yang selalu muncul di sana adalah "TIKUS BERDASI" Oh, you don't say..!!
Sorry, just a little critical acclaim.. I hope we can change our country better than now. We will look together in "Pesta Demokrasi 2014"... :) Spirit Indonesia.. !!!

MY STYLE

MY STYLE